Lebih dari 150 Pemimpin Kemanusiaan, Bisnis, dan Politik Global Menuntut Kebebasan "Tawanan Armenia (Armenian Prisoner)"
Peraih Nobel, Bos Industri, Mantan Kepala Negara, dan Pemimpin Masyarakat Madani Bersatu, Menyerukan Pembebasan Tanpa Syarat Orang Armenia yang Ditahan Secara Ilegal di Azerbaijan.
Kegagalan melepaskan sebagian besar tawanan terkemuka menunjukkan pembalasan politik oleh Baku; Seruan untuk sanksi terhadap rezim Aliyev meningkat di Kongres AS dan Parlemen Eropa
Surat yang ditandatangani oleh para mantan presiden Mary Robinson, Ernesto Zedillo, Pemenang Hadiah Nobel Leymah Gbowee dan Oscar Arias, Elisha Wiesel, Ketua Dewan Elie Wiesel Foundation for Humanity, pengusaha Richard Branson, Marc Benioff, penerbit Ariana Huffington, dan tokoh-tokoh dunia lainnya menyoroti keprihatinan terhadap para pemimpin Nagorno-Karabakh yang ditahan, antara lain pegiat kemanusiaan Armenia Ruben Vardanyan.
BRUSSELS, 12 Desember 2023 /PRNewswire/ -- Para pemenang Hadiah Nobel, pemimpin bisnis, mantan kepala negara, dan pegiat kemanusiaan termasuk lebih dari 100 tokoh dunia yang menandatangani surat yang menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat bagi "Tawanan Armenia", di antaranya delapan tawanan politik Armenia yang merupakan mantan pemimpin pemerintahan Nagorno-Karabakh yang ditahan secara ilegal setelah invasi dan perebutan kawasan itu oleh Azerbaijan pada bulan September. Lebih dari selusin tawanan perang lainnya yang ditangkap selama konflik juga masih ditahan.
Permohonan bersama ini menggemakan keprihatinan yang makin meningkat akan kondisi dan perlakuan terhadap orang-orang yang dipenjarakan ini, antara lain pengusaha dan pegiat kemanusiaan Armenia terkemuka, Ruben Vardanyan. Penangkapan mereka menyusul sebuah kampanye pembersihan etnis oleh pasukan Azerbaijan. Meski pembebasan 32 tawanan perang Armenia pada 7 Desember merupakan sebuah langkah awal yang disambut dengan baik, semua tawanan yang lain tetap harus dibebaskan. Kegagalan Baku untuk membebaskan delapan tawanan politik yang tersisa menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap motif rezim Aliyev untuk penahanan mereka.
"Pelanggaran hak asasi manusia yang disaksikan setelah konflik Nagorno-Karabakh menuntut perhatian dan tindakan mendesak," ujarNoubar Afeyan, seorang penanda tangan lain dan salah satu pendiri Aurora Humanitarian Initiative. "Presiden Aliyev lebih memilih pembalasan politik daripada keadilan. Kami meyakini martabat dan hak-hak yang melekat pada setiap individu dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk bergabung dengan kami dalam mengutuk ketidakadilan ini."
Afeyan telah lama berkolaborasi dalam proyek-proyek pembangunan ekonomi dan kemanusiaan global dan regional dengan Vardanyan, yang telah menjadi simbol perjuangan yang lebih luas bagi kebebasan politik dan martabat manusia di kawasan ini. Pemenjaraannya yang tidak adil telah memantik beberapa suara yang paling dihormati di dunia untuk mendukung gerak juangnya dan orang-orang lain yang ditahan secara tidak adil.
"Kami menyeru Presiden Aliyev supaya memenuhi kewajibannya terhadap peraturan dan hukum internasional, memastikan mereka yang dipenjara secara tidak adil dapat kembali dengan selamat kepada keluarga mereka," kata Paul Polman, Wakil Ketua United Nations Global Compact dan mantan CEO Unilever. "Semua orang di Nagorno-Karabakh berhak merasakan kehidupan yang damai dan aman, yang meliputi kebebasan bergerak tanpa halangan atau bayang-bayang momok perlakuan yang tidak manusiawi. Mengingat tawaran Azerbaijan untuk menyelenggarakan COP29 pada 2024, saya sangat berharap agar PBB hanya akan menyetujuinya jika Baku membebaskan semua tahanan ini."
Polman adalah salah satu penanda tangan surat tersebut, bersama beberapa mantan kepala negara, seperti Ernesto Zedillo, mantan presiden Meksiko; Mary Robinson, mantan presiden Irlandia; Oscar Arias, mantan presiden Kosta Rika dan Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, serta Elisha Wiesel, Ketua Dewan Elie Wiesel Foundation for Humanity dan putra mendiang Elie Wiesel, mantan Ketua Bersama Aurora Prize for Awakening Humanity. Penanda tangan terkemuka lainnya mewakili berbagai sektor, meliputi Richard Branson, CEO Virgin, Marc Benioff, CEO Salesforce; Ariana Huffington, pendiri Thrive dan The Huffington Post; dan Serj Tankian, musisi terkenal dan vokalis utama System of a Down.
"Penahanan yang tidak adil terhadap Ruben Vardanyan dan begitu banyak orang lain yang ditahan di Baku merupakan pelanggaran hak asasi manusia," kata Mary Robinson, Mantan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB. "Agar dihormati di komunitas global, pemerintah Azerbaijan sangat perlu menghormati supremasi hukum, terutama dalam isu pembersihan etnis di Nagorno-Karabakh. Mereka harus segera membebaskan para tahanan."
Permohonan yang kompak ini menjadi pengingat kuat bahwa para pemimpin politik dunia memantau lekat-lekat perkembangan di Azerbaijan dan menyerukan pembebasan para tahanan. Sebagaimana ditegaskan dalam surat yang dikeluarkan hari ini, pengurungan tawanan Armenia merupakan pelanggaran kentara terhadap norma-norma internasional, yang meliputi Konvensi Jenewa Ketiga.
Dalam beberapa minggu terakhir, para anggota Parlemen Eropa dan Dewan Eropa telah mengupayakan kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan dan pembebasan semua tawanan yang ditahan secara ilegal akibat konflik di Nagorno Karabakh. Pada bulan Oktober, Parlemen Eropa mengeluarkan sebuah resolusi yang menyeru Azerbaijan agar membebaskan dan berkomitmen terhadap amnesti luas bagi semua penduduk Nagorno-Karabakh yang ditangkap sejak 19 September, antara lain para mantan pejabat dari kawasan itu. Parlemen Eropa juga menyerukan sanksi terhadap orang-orang di Pemerintah Azerbaijan yang bertanggung jawab atas berkali-kali pelanggaran gencatan senjata dan pelanggaran hak asasi manusia di Nagorno-Karabakh, serta penyelidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Azerbaijan yang dapat merupakan kejahatan perang.
Demikian pula, Anggota Kongres Adam Schiff (D-CA) menyodorkan sebuah resolusi yang menyerukan Azerbaijan untuk membebaskan dengan segera semua tawanan perang dan warga sipil yang saat ini ditahan dalam serangan bertahun-tahun di Nagorno-Karabakh, yang juga disebut dengan Artsakh. Resolusi ini juga menyeru Presiden Biden supaya menjatuhkan sanksi berdasarkan Undang-Undang Akuntabilitas Hak Asasi Manusia Magnitsky Global terhadap pejabat-pejabat Pemerintah Azerbaijan yang bertanggung jawab atas penahanan ilegal, penyiksaan, dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap tawanan perang Armenia, tahanan sipil, sandera, tawanan politik, dan orang-orang yang ditahan lainnya.
Daftar lengkap penanda tangan dan salinan suratnya tersedia di: www.FreeArmenianPrisoners.com
Untuk pertanyaan mengenai surat itu atau cara mendukung upaya ini, atau meminta wawancara, hubungi: [email protected]
NARAHUBUNG:
Nia Jackson
Edelman Global Advisory
+1 202 983 0478
[email protected]
Anahit Akopian
H/Advisors
+33 7 87 38 79 80
[email protected]
Bebaskan Tawanan Armenia
[email protected]
www.FreeArmenianPrisoners.com
#BebaskanTawananArmenia @RubenVardanyan
SOURCE Free Armenian Prisoners
Bagikan artikel ini