CGTN: Bagaimana rencana 20 tahun membantu Fuzhou mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat
BEIJING, 23 Januari 2024 /PRNewswire/ -- Pelabuhan Fuzhou yang berada di pesisir selatan Tiongkok telah menjadi salah satu sentra pelabuhan terpenting untuk kontainer, bahkan pelabuhan ini tercantum dalam daftar 20 pelabuhan terbesar di dunia berdasarkan volume kargo pada 2022.
Pelabuhan yang sibuk sangat mencerminkan kesuksesan Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok Tenggara, dalam membangun ekonomi maritim.
Dijuluki "Fuzhou di Laut", pendekatan visioner dalam mewujudkan pembangunan ekonomi dari laut menjadi unsur penting di balik rencana pembangunan jangka panjang yang digagas Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Xi, ketika masih menjabat Ketua Partai di Fuzhou, menyusun visi strategis dalam pembangunan ekonomi dan sosial kota tersebut dalam jangka waktu 20 tahun. Rencana ini memaparkan target, langkah, rancangan, dan prioritas pembangunan dalam jangka waktu tiga tahun, delapan tahun, dan 20 tahun. Maka, rencana ini dijuluki strategi "3820".
"Pembangunan sebuah kota tidak hanya menyasar target menengah dan jangka panjang dalam 10 tahun dan 20 tahun, namun juga target pembangunan jangka panjang hingga 30 tahun, 50 tahun, bahkan ratusan tahun," ujar Xi.
Rancangan masa depan
Lebih dari 30 tahun lalu, Fuzhou, dikelilingi pegunungan dan sungai, masih memiliki basis industri yang kurang memadai, pendapatan fiskal yang rendah, serta transportasi yang buruk.
Cara melaksanakan pembangunan kota ini selalu berada dalam benak Xi ketika dia bertugas sebagai sekretaris Partai pada April 1990.
Hampir setengah dari dua tahun berikutnya, Xi melakukan kajian lapangan pada tingkat akar rumput sebelum dia mengambil langkah reformasi dan menerapkan kebijakan pintu terbuka pada era "tur selatan" Deng Xiaoping pada awal 1992.
Di bawah kepemimpinan Xi, lebih dari 1.600 kader partai menjalankan penelitian dan menggelar rapat dengar pendapat tentang sejumlah topik, seperti pertanian dan industri. Lebih dari 25.000 opini publik pun terhimpun dalam jangka waktu setengah bulan.
Setelah direvisi hingga lusinan kali, rancangan proyek lantas disahkan pada November 1992.
Menurut rancangan proyek ini, Fuzhou akan meningkatkan ekonomi menuju jenjang berikutnya pada 1995, dan sejumlah indikator utama akan meningkat hingga dua kali lipat dari pencapaian pada 1990.
Pada 2000, Fuzhou akan membuat sejumlah indikator utama, seperti tingkat pendapatan perkotaan dan pedesaan per kapita, mencapai tingkat perkembangan di kota-kota yang lebih maju. Lalu, Fuzhou akan mencapai atau mendekati angka pembangunan rata-rata di negara atau wilayah maju di Asia ketika itu pada 2010.
"Terdiri atas tiga fase dari sisi indikator—membandingkan kinerja Fuzhou sebelumnya, kinerja kota-kota di sekitar Fuzhou, serta kinerja kota-kota yang memiliki tingkat pembangunan serupa di dunia—rancangan tersebut cukup ilmiah dan sistematis," kata Yan Zheng, mantan Vice President, Fujian Academy of Social Sciences, kepada China Media Group.
Mengandalkan daya saing
Xi memaparkan rancangan tersebut dengan konsep visioner, serta mempromosikan pembangunan Kawasan Ekonomi Segitiga Emas di Muara Minjiang" (Golden Triangle Economic Circle at Minjiang Estuary) dan "Fuzhou di Laut" sebagai unsur penting di balik proyek strategis "3820".
"Bagaimana cara mengelola wilayah laut saat wilayah darat belum berkembang dengan baik?" Sejumlah keraguan pun muncul ketika itu. Xi menggagas "langkah untuk memprioritaskan wilayah laut sebaik-baiknya, sama seperti pengelolaan wilayah darat, serta pembangunan wilayah laut yang sama seperti produksi pangan. Dengan demikian, percepatan pembangunan ekonomi meluas dari wilayah darat menuju wilayah laut."
Kemudian, Fuzhou melansir strategi pembangunan komprehensif yang berfokus pada wilayah utama di pesisir dan laut.
Sejumlah industri seperti transportasi laut dan industri pelabuhan pun berkembang pesat, dan industri-industri baru seperti biofarmasi maritim dan produksi peralatan pembangkit tenaga listrik bayu lepas pantai turut didorong.
"Xi membantu kami menganalisis daya saing Fuzhou," kata Zhao Ruqi, mantan Director, Political Research Office, Fuzhou Municipal Party Committee, kepada CMG. Dia juga menambahkan, jalan keluarnya adalah menggagas pembangunan dari wilayah laut.
Pada periode 1992-1995, PDB Fuzhou mengalami kenaikan rata-ratu tahunan sebesar 26,6%, bahkan target pertama dari proyek strategis ini tercapai dalam waktu tiga tahun.
Setelah menyusun rencana mendatang, Fuzhou mencapai target delapan tahun dan 20 tahun secara tepat waktu.
Kini, Fuzhou berkembang menjadi kota pesisir yang memiliki salah satu perekonomian maritim yang paling aktif di Tiongkok. Pada 2022, nilai produksi industri maritim di Fuzhou menembus RMB 330 miliar (sekitar $46 miliar).
Menurut penilaian Han Qingxiang, Profesor di Sekolah Partai yang berada dalam naungan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, peran dari strategi "3820" sangat luar biasa.
"Mulai dari visi strategis Fuzhou pada periode 20 tahun hingga target Tiongkok 2035, dan dari 'Fuzhou di Laut' hingga 'membangun Tiongkok sebagai negara maritim yang kuat', kami terus melaksanakan dan mengeksplorasi perencanaan jangka panjang, tata kelola ilmiah, serta pembangunan terarah seperti yang tertera dalam proyek strategis '3820'," jelas Han.
SOURCE CGTN
Bagikan artikel ini