"Sidang Dua Sesi" Jadi Jendela bagi Komunitas Internasional untuk Memahami Tiongkok
BEIJING, 7 Maret 2024 /PRNewswire/ -- Artikel berita dari People's Daily
Tahun ini, Republik Rakyat Tiongkok memperingati hari pendirian yang ke-75. Maka, sejumlah target yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Ke-14 harus tercapai. "Sidang dua sesi" tahun ini, rapat tahunan badan legislasi nasional dan badan permusyawaratan politik yang tertinggi di Tiongkok, mendapat banyak perhatian komunitas internasional.
Dengan mengamati "sidang dua sesi", komunitas internasional dapat memperdalam pemahaman tentang demokrasi Tiongkok, mempelajari pembangunan ekonomi Tiongkok yang bermutu tinggi, serta mencermati berbagai peluang kerja sama antara Tiongkok dan negara-negara lain.
Komunitas internasional juga dapat memahami tata kelola Tiongkok ketika mengamati "sidang dua sesi". Lebih lagi, "sidang dua sesi" sangat mencerminkan demokrasi rakyat yang melibatkan seluruh proses di Tiongkok. Dengan demikian, "sidang dua sesi" menjadi jendela penting bagi komunitas internasional untuk memahami modernisasi tata kelola nasional di Tiongkok.
Menurut beberapa ilmuwan asing, dengan memahami "sidang dua sesi", kita dapat mempelajari cara kerja demokrasi Tiongkok yang efektif. Utusan Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan anggota Komite Nasional Sidang Permusyawaratan Politik (National Committee of the Chinese People's Political Consultative Conference/CPPCC) aktif menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, serta mengusung aspirasi rakyat agar menjadi konsensus tentang tata kelola nasional.
Menurut statistik yang baru saja dirilis Badan Informasi Dewan Negara Tiongkok, instansi pemerintah dalam naungan Dewan Negara Tiongkok menangani 7.955 usulan yang diajukan NPC, serta 4.525 proposal yang diajukan CPPCC, atau masing-masing setara dengan 95,7% dan 96,5% dari seluruh usulan dan proposal yang diajukan. Instansi ini menjalankan lebih dari 2.000 kebijakan berdasarkan sekitar 4.700 usulan dan proposal pada tahun lalu.
Demokrasi rakyat yang melibatkan seluruh proses di Tiongkok tak hanya mencakup rangkaian lengkap lembaga dan prosedur, namun juga partisipasi penuh dan praktik. Bentuk demokrasi ini telah mengakar di Tiongkok sebagai lembaga politik, mekanisme tata kelola, dan gaya hidup rakyat.
Tahun ini, NPC memperingati hari jadi ke-70 dan CPPCC memperingati hari jadi ke-75. Dengan mengamati "sidang dua sesi", komunitas internasional dapat mempelajari kearifan dan keunggulan tata kelola Tiongkok.
Lebih lagi, lewat "sidang dua sesi", komunitas internasional dapat memahami kualitas pembangunan ekonomi Tiongkok.
Realisasi pembangunan bermutu tinggi merupakan salah satu persyaratan penting dalam modernisasi Tiongkok. Pada tahun lalu, ekonomi Tiongkok telah pulih. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, lebih tinggi dari proyeksi global yang tercatat sekitar 3%, Tiongkok tercantum dalam jajaran negara besar dengan kinerja terbaik di dunia. Kinerja ini juga sangat mencerminkan motor penggerak domestik yang baik, daya tahan, serta potensi pembangunan ekonomi Tiongkok.
Tiongkok aktif menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi pada inovasi, serta mempercepat pengembangan kekuatan produktif baru yang bermutu. Kekuatan ini akan terus menjadi momentum baru dalam pembangunan yang bermutu tinggi.
Di tengah pemulihan ekonomi global yang berjalan lesu, komunitas internasional menantikan "sidang dua sesi" di Tiongkok sebagai sinyal positif seputar pemulihan dan peningkatan ekonomi.
Media asing menilai, target Tiongkok saat ini adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan bermutu tinggi. Maka, Tiongkok mendorong transformasi pembangunan ekonomi menuju model yang berorientasi pada inovasi. Tiongkok juga mempercepat transisi digital dan ramah lingkungan secara terarah sebagai contoh implementasi pembangunan berkelanjutan dalam ekonomi dunia.
Dengan mengamati "sidang dua sesi", komunitas internasional dapat mempelajari niat Tiongkok untuk bekerja sama dengan negara-negara lain.
Tiongkok telah mengambil lima langkah yang memfasilitasi arus masuk warga negara asing, mencabut semua kebijakan pembatasan investasi asing di sektor manufaktur, serta mempercepat penerapan 24 langkah kebijakan untuk menstabilkan investasi asing. Tiongkok juga menandatangani perjanjian perdagangan bebas dan perjanjian perlindungan investasi dengan semakin banyak negara. Lebih lagi, Tiongkok terus mendorong kerja sama Belt and Road yang berkualitas tinggi dengan pihak-pihak terkait.
Sederet langkah ini telah menjadi sinyal yang jelas tentang komitmen kuat Tiongkok pada kebijakan pintu terbuka pada tingkat yang lebih tinggi, serta membuktikan tekad dan kepercayaan diri Tiongkok untuk menyediakan peluang baru bagi dunia melalui model pembangunan baru di dalam negeri.
Cara Tiongkok meningkatkan kebijakan pintu terbuka pada tingkat yang lebih tinggi, serta optimalisasi kemampuan untuk berpartisipasi dalam sirkulasi internasional telah menjadi salah satu topik hangat di tengah komunitas internasional di "sidang dua sesi" tahun ini.
Komunitas internasional sangat tertarik dengan arah pembangunan Tiongkok yang ditentukan dalam "sidang dua sesi". Komunitas internasional juga berharap, Tiongkok dapat terus berkontribusi mendorong perdamaian dan kemakmuran. Menurut pengamat internasional, mereka ingin memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai rencana dan tindakan Tiongkok untuk mengatasi tantangan global melalui "sidang dua sesi". Lebih lagi, pengamat internasional berharap, Tiongkok dapat memberikan stabilitas dan kepastian yang lebih baik kepada dunia.
Lewat "sidang dua sesi" di Tiongkok, komunitas internasional memahami bahwa Tiongkok tetap berada pada jalur kemajuan politik sosialis dengan karakteristik Tiongkok. Tiongkok juga terus memajukan demokrasi rakyat secara menyeluruh, tegas menjalankan pembangunan yang bermutu tinggi untuk mencapai modernisasi, dan mendorong kebijakan pintu terbuka pada tingkat tinggi. Dengan demikian, Tiongkok turut mendorong pembangunan kolektif di dunia. Melalui upaya tersebut, Tiongkok semakin kontribusi terhadap perdamaian dunia, pembangunan, dan kemajuan umat manusia.
SOURCE People's Daily
Bagikan artikel ini