Perkuat Diplomasi Lintas Negara, SIPA 2024 Berhasil Tingkatkan Sektor Pariwisata di Kota Solo
Berita ini disediakan oleh
Indonesia's Ministry of Tourism and Creative Economy11 Okt, 2024, 14:59 WIB
Sejak digelar pada tahun 2009, Solo International Performing Art (SIPA) selalu berhasil menjadi daya tarik wisatawan. Di tahun ini sekitar 300 seniman hadir memeriahkan perhelatan SIPA 2024. Adapun beberapa negara yang terlibat di antaranya Korea, Kamboja, Malaysia, Belanda, Jepang, Australia.
JAKARTA, Indonesia, 11 Oktober 2024 /PRNewswire/ -- SIPA Community berkolaborasi dengan ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta dan Pemerintah Kota Surakarta sukses menggelar acara Solo International Performing Art (SIPA) 2024. Kegiatan ini berlangsung pada pada tanggal 29 hingga 31 Agustus 2024 di Pamedan Pura Mangkunegaran, Solo.
Dipukulnya alat musik kenong dengan kemeriahan kembang api yang menghiasi langit Solo pada (29/8/2024) menandai dibukanya secara resmi kegiatan Solo International Performing Art (SIPA) 2024.
"Malam ini kita berkumpul kembali untuk merayakan keindahan seni pertunjukan dalam spirit Solo International Performing Art atau SIPA. Saya dengan penuh hormat dan cinta mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir di acara istimewa ini," kata Direktur SIPA Irawati Kusumorasri saat memberikan sambutan pada Kamis (29/8/2024)
Mengangkat tema Performing Royal Genesis, perhelatan ini menobatkan Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo atau akrab disapa Gusti Sura Kakak kandung dari KGPAA Mangkunegara X alias Gusti Bhre ini sebagai maskot SIPA 2024.
Terpilihnya Gusti sura sebagai maskot SIPA ke-16 ini karena dianggap mencerminkan generasi muda yang tetap teguh pada semangat nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
Seperti diketahui, SIPA 2024 diisi oleh beragam kegiatan menarik seperti SIPA Urban Market yang menyajikan aneka makanan, minuman, fashion, kerajinan tangan dan produk budaya lainnya.
Selain itu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah melihat pertunjukan seni dari berbagai sanggar. di antaranya Shin Dance Company asal Korea Selatan, Sanggar Greget asal Semarang, Nyala Dance asal Malaysia, Victoria College asal Australia dan masih banyak lagi.
SOURCE Indonesia's Ministry of Tourism and Creative Economy
Bagikan artikel ini