Huawei dan IUCN Luncurkan Program Tech4Nature yang Melestarikan Terumbu Karang di Kenya
NAIROBI, Kenya, 12 Januari 2025 /PRNewswire/ -- Huawei, International Union for Conservation of Nature (IUCN), bersama mitra lokal Kenya Wildlife Service (KWS) telah meluncurkan program Tech4Nature untuk memantau dan melindungi terumbu karang serta keanekaragaman hayati di Taman Maritim dan Cagar Alam Kisite-Mpunguti, Kenya.
Sejalan dengan inisiatif Huawei TECH4ALL dan IUCN Green List, target dari program tiga tahun ini adalah memperkuat pemantauan dan pengelolaan wilayah cagar alam. Terletak di pesisir selatan Kenya, Taman Martim dan Cagar Alam Kisite-Mpunguti berhadapan dengan beberapa tantangan konservasi alam:
- Penangkapan ikan ilegal dan SDM yang kurang memadai untuk mengawasi area.
- Keterbatasan pemantauan jarak jauh di tiga pulau terumbu karang dalam kawasan cagar alam, serta tekanan akibat pariwisata, sebab terumbu karang tepi menjadi lokasi menyelam populer.
- Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat tentang peran penting terumbu karang dan pelestarian keanekaragaman hayati.
- Keterbatasan infrastruktur jaringan komunikasi untuk menopang pemantauan yang didukung teknologi.
"Tech4Nature adalah program komprehensif yang berada dalam naungan inisiatif inklusi digital TECH4ALL Huawei. Lewat inisiatif ini, kami mengeksplorasi pemanfaatan teknologi dan inovasi di berbagai aspek kehidupan manusia pada masa kini, serta meningkatkan standar global dan menjamin bahwa kita memiliki pola hidup berkelanjutan," ujar Khadija Mohamed, Director, Media and Government Relations, Huawei Kenya.
Kamera bawah air, photogrammetry, dan teknologi pemantauan audio akan digunakan untuk memantau kehidupan laut, termasuk biomassa dan populasi ikan kakak tua. Di banyak ekosistem terumbu karang, ikan kakak tua berperan sebagai spesies penting yang, berkat pola makannya, ikut mencegah terumbu karang tertutupi rumput laut dan alga. Solusi tersebut juga memantau lapisan substrat pada ekosistem terumbu karang, lapisan rumput laut, serta kura-kura hijau dan lumba-lumba hidung botol yang tergolong spesies terancam punah dan rentan dalam IUCN Red List.
"Teknologi yang segera diterapkan merupakan perkembangan penting dalam konservasi laut di Kenya. Teknologi ini akan menjadi perangkat pemantauan pertama yang mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola data di area cagar alam laut. Lebih lagi, inovasi ini membantu pengelola Taman Maritim dan Cagar Alam Kisite-Mpunguti untuk meraih sertifikat IUCN Green List. Hal tersebut sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan yang juga menjadi pertimbangan wisatawan, serta menjaga bahwa generasi masa depan dapat terus memanfaatkan taman maritim ini," jelas Innocent Kabenga, Country Representative, IUCN Kenya Country Office.
AI turut dilatih untuk mengenali spesies spesifik yang menjadi sasaran pemantauan, baik lewat penampakan atau suara, sehingga menjadi analisis data seketika terhadap perilaku, populasi, dan penyebaran keanekaragaman hayati di wilayah cagar alam dan ekosistem terumbu karang. Sistem ini juga mampu mengidentifikasi kapal-kapal yang menangkap ikan secara ilegal, lalu mengirim notifikasi kepada petugas agar segera melakukan intervensi.
Sebuah solusi listrik digital dan konektivitas jaringan juga mendukung kawasan cagar alam dan menara pengawas. Dengan demikian, data yang terkumpul dapat dikirim dengan cepat ke server komputasi awan agar dianalisis oleh AI.
Program ini akan diterapkan lewat kolaborasi yang terjalin dengan Kenya Wildlife Service (KWS) dan Wildlife Research and Training Institute (WRTI). Berdasarkan analisis data, mitra-mitra Tech4Nature akan menyusun langkah-langkah konservasi yang tepat sasaran.
"Demi melindungi dan melestarikan kehidupan satwa liar di ekosistem darat dan laut, kita harus benar-benar mengenali sumber daya yang dimiliki. Kami bermitra dengan Huawei dan IUCN untuk menggunakan kamera bawah laut, serta mengumpulkan data tentang mamalia laut, terumbu karang, dan perikanan guna mendukung pengambilan keputusan. Teknologi ini bisa digunakan di area yang lebih luas, sebab kami tak mampu memantau area tersebut setiap hari untuk mengumpulkan data," kata Adan Kala, Senior Assistant Director, Coast Conservation Area, Kenya Wildlife Service.
Program ini juga mencakup penyuluhan masyarakat yang meningkatkan kesadaran publik seputar perubahan yang terjadi terhadap keanekaragaman hayati dan spesies yang berbeda-beda, termasuk spesies terancam, spesies rentan, atau spesies terancam punah.
Lokasi program tersebut akan dievaluasi menurut IUCN Green List Standard dalam rangka meraih sertifikat Green List.
Tentang Tech4Nature
Huawei dan IUCN meluncurkan kemitraan global Tech4Nature pada 2020 untuk meningkatkan keberhasilan konservasi alam lewat inovasi teknologi. Sejalan dengan inisiatif TECH4ALL Huawei dan IUCN Green List, Tech4Nature telah mendukung 11 program unggulan di delapan negara dengan solusi-solusi yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan konservasi alam.
Situs Tech4Nature: https://tech4nature.iucngreenlist.org/what-is-tech4nature/
Tentang TECH4ALL
TECH4ALL adalah inisiatif dan rencana aksi jangka panjang Huawei dalam bidang inklusi digital. Didukung teknologi inovatif dan kemitraan, TECH4ALL mendukung inklusi dan pembangunan berkelanjutan di dunia digital.
Situs Huawei TECH4ALL: https://www.huawei.com/en/tech4all
Ikuti TECH4ALL di X: https://x.com/HUAWEI_TECH4ALL
SOURCE Huawei
Bagikan artikel ini