CGTN: Xi Jinping mendorong Tiongkok, Uni Eropa agar meningkatkan kerja sama, mengatasi perbedaan
BEIJING, 11 Desember 2023 /PRNewswire/ -- Konferensi tatap muka pertama yang digelar oleh dua kekuatan dan pasar utama di dunia setelah masa pandemi Covid-19— 24th China-European Union (EU) Summit—berlangsung di ibu kota Tiongkok, Beijing, Kamis lalu.
Saat berbincang dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Tiongkok Xi Jinping, menggarisbawahi peran penting hubungan Tiongkok-Uni Eropa dalam stabilitas dan perdamaian dunia di tengah situasi internasional yang bergejolak. Xi juga mendorong kedua pihak agar meningkatkan kerja sama dan mengatasi perbedaan lewat dialog.
Menjaga citra hubungan Tiongkok-Uni Eropa secara tepat
Tahun ini menjadi momen 20 tahun kemitraan komprehensif dan strategis antara Tiongkok-Uni Eropa. Pada tahun ini pula, kerja sama tingkat tinggi berhasil terjalin antara Tiongkok-Uni Eropa.
Pada Juni lalu, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menjalani kunjungan luar negeri pertamanya sejak mulai menjabat ketika tiba di Jerman dan Perancis. Pada Oktober lalu, 12th round of the China-EU High-level Strategic Dialogue juga berlangsung di Beijing, interaksi terakhir antara kedua pihak.
"Tiongkok dan Uni Eropa harus menjaga citra hubungan Tiongkok-Uni Eropa secara tepat sebagai kemitraan komprehensif dan strategis," ujar Xi dalam konferensi pada Kamis lalu. Dia mendorong kedua pihak agar memanfaatkan sarana China-EU Summit dan lima dialog tingkat tinggi lain, meningkatkan komunikasi strategis, sikap saling memahami, serta mengatasi perbedaan dengan tepat melalui dialog konstruktif.
"Kita bukanlah pesaing hanya karena sistem kita berbeda, dan berupaya mengurangi kerja sama karena kompetisi, atau saling berkonfrontasi sebab adanya perselisihan paham," jelas presiden Tiongkok tersebut.
Senada dengan Xi, Michel dan von der Leyen mencatat, Uni Eropa tidak ingin terisolasi dari Tiongkok. Uni Eropa menginginkan hubungan jangka panjang yang stabil, mudah diprediksi, dan berkelanjutan dengan Tiongkok. Harapan Uni Eropa adalah ajang China-EU Summit dapat membawa momentum baru dalam hubungan kedua pihak.
Pertama kali terbentuk pada 1998 sebagai mekanisme pertemuan tahunan, China-EU Summit mempererat dialog dan kerja sama antara kedua pihak dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, kebudayaan, dan kemasyarakatan. Ajang edisi sebelumnya berlangsung pada April tahun lalu secara virtual.
Di ajang tahun ini, kedua pihak bertekad meningkatkan komunikasi dan koordinasi multilateral, termasuk di PBB dan G20, menjunjung multilateralisme, serta mempromosikan penyelesaian politik dalam gejolak internasional dan regional.
Modernisasi Tiongkok menjadi peluang bagi Uni Eropa
"Sejalan dengan pembangunan bermutu tinggi dan kebijakan pintu terbuka berstandar tinggi, Tiongkok menganggap Uni Eropa sebagai mitra penting dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, mitra unggulan dalam kerja sama sains dan teknologi, serta mitra tepercaya dalam kerja sama industri dan rantai pasok," ujar Ti kepada kedua pemimpin Uni Eropa tersebut.
Tiongkok dan Uni Eropa masing-masing tetap menjadi mitra dagang kedua terbesar. Data resmi menunjukkan, hubungan perdagangan dua arah tercatat senilai $847,3 miliar sepanjang 2022, atau rata-rata mencapai lebih dari $1,6 juta setiap menit.
Tahun ini menjadi momen 10 tahun Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas Tiongkok. Dalam pertemuan tersebut, Xi mengungkap keinginan Tiongkok untuk memperkuat kerja sama Belt and Road, termasuk menciptakan sinergi antara BRI dan Global Gateway Uni Eropa.
China-Europe Railway Express, salah satu perusahaan unggulan BRI, melayani 217 kota di 25 negara Eropa. Sekitar 81.000 kereta kargo Tiongkok-Eropa telah menempuh perjalanan hingga akhir November lalu, menurut Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Tiongkok.
Uni Eropa menilai, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dalam jangka panjang dan stabilitasnya merupakan kepentingan Eropa, seperti disampaikan Michel and von der Leyen. Maka, dia berharap, kedua pihak memperkuat dialog dan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, pelestarian alam dan teknologi digital, serta menjaga stabilitas sekaligus keamanan rantai pasok dan industri.
"Modernisasi Tiongkok dan integrasi Eropa adalah pilihan strategis yang diambil Tiongkok dan Eropa dengan mengutamakan masa depan," ujar Xi.
Kedua pihak harus saling menghargai dan mendukung, serta memanfaatkan strategi pembangunan demi kemajuan bersama, seperti ditambahkan Xi.
SOURCE CGTN
Bagikan artikel ini